Senin, 17 Mei 2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pendahuluan
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali.
Upaya meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memberi dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan yang nyata akan semakin meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pendidikan dan pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil belajar. Dan ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
Upaya peningkatan kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang dengan pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan bersifat teoritis akademik. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan pemikiran baru, khususnya Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (MMBS). Pendekatan MMBS menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri (an effort to internally initiate endeavors for quality improvement), dan bersifat pragmatis naturalistik.
MMBS mengisyaratkan pula adanya kemitraan antar jenjang dan jenis pendidikan, baik yang bersifat praktis maupun dalam tataran konsep. Kebutuhan akan kemitraan yang sehat dan produktif, yang dikembangkan atas prinsip kesetaraan di antara pihak-pihak terkait sudah sangat mendesak. Kemitraan yang sehat antara LPTK dan sekolah adalah sesuatu yang penting, lebih-lebih lagi dalam era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. Penelitianpun hendaknya dikelola berdasarkan atas dasar kemitraan yang sehat (kolaboratif), sehingga kedua belah pihak dapat memetik manfaat secara timbal balik (reciprocity of benefits).
Melalui Penelitian Berbasis Tindakan (PBT) masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan, dapat diaktualisasikan secara sistematis. Upaya PBT diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan dosen di LPTK, dan guru-siswa di sekolah. PTK manawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif (collaborative).

B. Permasalahan
Terdapat beberapa permasalahan yang terkait dengan kebijakan pengumpulan angka kredit, di antaranya adalah :
1. Pengumpulan angka kredit untuk memenuhi persyaratan kenaikan dari golongan IIIa sampai dengan golongan IVa, relatif mudah diperoleh. Hal ini karena, pada jenjang tersebut, angka kredit dikumpulkan hanya dari tiga macam bidang kegiatan guru, yakni (1) pendidikan, (2) proses pembelajaran, dan (3) penunjang proses pembelajaran. Sedangkan angka kredit dari bidang pengembangan profesi, belum merupakan persyaratan wajib. Akibat dari “longgarnya” proses kenaikan pangkat dari golongan IIIa ke IVa tersebut, tujuan untuk dapat memberikan penghargaan secara lebih adil dan lebih profesional terhadap peningkatan karir, kurang dapat dicapai secara optimal. Longgarnya seleksi peningkatan karir menyulitkan untuk membedakan antara mereka yang berpretasi dan kurang atau tidak berprestasi. Lama kerja pada jenjang kepangkatan, lebih memberikan urunan yang siginifikan pada kenaikan pangkat. Kebijakan tersebut seolah-olah merupakan kebijakan kenaikan pangkat yang mengacu pada lamanya waktu kerja, dan kurang mampu memberikan evaluasi pada kinerja professional.
2. Berbeda dan bahkan bertolak belakang dengan keadaan di atas. Persyaratan kenaikan dari golongan IVa ke atas relatif sangat sulit. Permasalahannya terjadi, karena untuk kenaikan pangkat golongan IVa ke atas diwajibkan adanya pengumpulan angka kredit dari unsur Kegiatan Pengembangan Profesi. Angka kredit kegiatan pengembangan profesi –berdasar aturan yang berlaku saat ini—dapat dikumpulkan dari kegiatan : 1. 2. 3. 4. 5. menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI), menemukan Teknologi Tepat Guna, membuat alat peraga/bimbingan, menciptakan karya seni dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Sayangnya, karena petunjuk teknis untuk kegiatan nomor 2 sampai dengan nomor 5 belum terlalu operasional, menjadikan sebagian terbesar guru menggunakan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai kegiatan pengembangan profesi. Sementara itu, tidak sedikit guru dan pengawas yang “merasa” kurang mampu melaksanakan kegiatan pengembangan profesinya (= yang dalam hal ini membuat KTI) sehingga menjadikan mereka enggan, tidak mau, dan bahkan apatis terhadap pengusulan kenaikan golongannya. Terlebih lagi dengan adanya fakta bahwa (a) banyaknya KTI yang diajukan dikembalikan karena salah atau belum dapat dinilai, (b) kenaikan pangkat/golongannya belum memberikan peningkatkan kesejahteraan yang signifikannya, (c) proses kenaikan pangkat sebelumnya – dari golongan IIIa ke IVa yang “relatif lancar”, menjadikan “kesulitan” memperoleh angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, sebagai “hambatan yang merisaukan”.

C. Posisi Karya Tulis Ilmiah dalam Kegiatan Pengembangan Profesi
Sebagaimana diutarakan sebelumnya, kenaikan pangkat/jabatan Guru Pembina /Golongan IVa ke atas, mewajibkan adanya angka kredit dari kegiatan Pengembangan Profesi. Berbeda dengan anggapan umum yang ada saat ini, menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) BUKAN merupakan satu-satunya kegiatan pengembangan profesi. Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengembangan profesi guru. Pengembangan profesi terdiri dari 5 (lima) macam kegiatan, yaitu: (1) menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI), (2) menemukan Teknologi Tepat Guna, (3) membuat alat peraga/bimbingan,(4) menciptakan karya seni dan (5) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Namun, dengan berbagai alasan, antara lain karena belum jelasnya petunjuk operasional pelaksanaan dan penilaian dari kegiatan selain menyusun KTI, maka pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi, sebagian terbesar dilakukan melalui KTI. Diketahui bahwa KTI adalah laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Karena kegiatan ilmiah itu banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah (= KTI) juga beragam bentuknya. Ada yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat dan lain-lain. KTI dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu (a) KTI yang merupakan laporan hasil pengkajian /penelitian, dan (b) KTI berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Keduanya dapat disajikan dalam bentuk buku, diktat, modul, karya terjemahan, makalah, tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang dimuat di media masa. KTI juga berbeda bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya tujuan penulisan serta media yang menerbitkannya. Karena berbedanya macam KTI serta bentuk penyajiannya, berbeda pula penghargaan angka kredit yang diberikan.
Macam KTI (1) Penelitian; (2) Karangan Ilmiah (3) Ilmiah Populer; (4) Prasaran Seminar (5) Buku; (6) Diktat; (7) Terjemahan Meskipun berbeda macam dan besaran angka kreditnya, semua KTI (sebagai tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai kesamaan, yaitu hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah.
Salah satu bentuk KTI yang cenderung banyak dilakukan adalah KTI hasil penelitian perorangan (mandiri) yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah (angka kredit 4). Niat guru untuk menggunakan laporan penelitian sebagai KTI sangatlah tinggi. Namun, ada sebagian guru yang masih merasa belum memahami tentang apa dan bagaimana penelitian pembelajaran itu. Akibatnya, kerja penelitian dirasakan sebagai kegiatan yang sukar, memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang banyak, hal mana tentu tidak sepenuhnya benar.

D. Mengapa banyak KTI yang belum memenuhi syarat?
Berdasar pengalaman dalam proses penilaian, terdapat hal-hal sebagai berikut. (a) Dari KTI yang diajukan, tidak sedikit—berupa KTI orang lain yang dinyatakan sebagai karyanya, atau KTI tersebut DIBUATKAN oleh orang lain, yang umumnya diambil (dijiplak) dari skripsi, tesis atau laporan penelitian. Pernah terjadi di beberapa daerah, di mana sebagian besar KTI yang diajukan sangat mirip antara yang satu dengan yang lainnya. (b) Banyak pula KTI yang berisi uraian hal-hal yang terlalu umum. KTI yang tidak berkaitan dengan permasalahan atau kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Mengapa demikian? Karena KTI semacam itulah yang paling mudah ditiru, dipakai kembali oleh orang lain dengan cara mengganti nama penulisnya. Sebagai contoh KTI yang berjudul: (a) Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra kurikuler, (b) Peranan orang tua dalam mendidik anak, (c)Tindakan preventif terhadap kenakalan remaja, (d) Peranan pendidikan dalam pembangunan, dll. KTI di atas tidak menjelaskan permasalahan spesifik yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru. Jadi, meskipun KTI berada dalam bidang pendidikan tetapi (a) apa manfaat KTI tersebut dalam upaya peningkatan profesi guru?, (b) bagaimana dapat diketahui bahwa KTI tersebut adalah karya guru yang bersangkutan?
Akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan jumlah yang semakin meningkat, hal ini karena: 1. Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah sering/biasa dilakukan 2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya. 3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat berupa penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat berupa tindakan untuk menguji atau menerapkan hal-hal baru dalam praktik pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran.
Berikut disajikan contoh beberapa Judul Penelitian KTI yang diajukan guru untuk memenuhi kegiatan pengembangan profesi yang belum memenuhi syarat baik dan benar dan tidak dapat diberi nilai.
1. Judul : Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Intisari isi : Mendiskripsikan berbagai upaya guna membangun karakter bangsa. Ditolak karena, dan saran yang diberikan: Masalah yang dikaji terlalu luas tidak berkaitan dengan permasalahan nyata yang terjadi di kelasnya. Hanya berupa “kliping” berbagai pendapat. Disarankan untuk membuat KTI baru yang berfokus pada kegiatan pemecahan masalah nyata di kelasnya. Masalah yang dikaji merupakan penelitian tentang isi mata pelajaran. Hasil penelitian berupa paparan macam kesalahan siswa. Tidak ada tindakan untuk memecahkan masalah tersebut. Disarankan untuk melanjutkan hasil penelitian tersebut dengan melakukan kegiatan yang nyata di kelasnya dalam upaya memecahkan masalah.
2. Judul: Analisis kesalahan siswa dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif; Intisari isi: Mengkaji kesalahan siswa dalam memahami mata pelajaran bahasa Indonesia. Ditolak karena, dan saran yang diberikan: Tidak ada kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki kedaaan. Sekedar paparan diskripsi dari hal yang terjadi dalam pembelajaran.
Berikut disajikan contoh Judul Penelitian KTI yang diajukan guru untuk memenuhi kegiatan pengembangan profesi dan memenuhi syarat dan dapat diberi nilai sebagai makalah hasil penelitian dengan nilai 4
1. Judul: Pengaruh penggunaan alat peraga gambar terhadap nilai sejarah pada siswa kelas III, sem 1. SMP X. Intisari isi: Mengkaji perbedaan prestasi siswa dengan penggunaan dua model pembelajaran sejarah (alat peraga gambar dan bagan vs media tertulis) untuk topik tertentu pada pelajaran sejarah. Penelitian eksperimen di kelas, yang melibatkan 4 kelas, dengan jumlah siswa 132 dibagi secara random dalam dua kelompok. Dilakukan selama 5 kali pertemuan.
2. Judul: Peningkatan hasil belajar matematika melalui model belajar kelompok kooperatif , di kelas VI, SD. Intisari isi: Penelitian tindakan kelas dengan bentuk tindakannya berupa penerapan pembelajaran matematika melalui model belajar kelompok kooperarif. Bentuk tindakannya dirinci dengan sangat jelas, demikian pula cara dan hasil pengumpulan data yang digunakan untuk evaluasi dan refleksi. PTK dilakukan dalam 2 siklus selama 4 bulan.

E. Penelitian Pembelajaran yang Dilakukan di Kelas
Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI karena: (1) Merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya – (ini tentunya berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran di kelasnya), dan penelitian tindakan dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen; (2) Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesinya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus: (a) adanya variabel bebas yang dimanipulasi, (b) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain kecuali variabel bebas yang dimanipulasi, (c) adanya pengamatan dan pengukuran tindakan manipulasi variabel bebas. terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan di memperbaiki / meningkatkan mutu praktik pembelajaran
Di samping kedua macam penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan penelitian tindakan (action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan PTK adalah penelitian kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

F. Karasteristik dan Perbedaan PKT dengan Penelitian Formal

1. Pengertian
Penelitian tindakan kelas PTK atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

2. Karasteristik PTK
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan "sekali tembak" selesai pelaksanaannya.
b. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digenaralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan ditempat lain yang konteksnya mirip.
c. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekali gus yang diteliti pula.
d. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
e. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
f. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap masalah-masalah besar.
g. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.
h. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan yang rumit.
i. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
j. Judul
 Menggunakan kata ekstrim kanan atau ekstrim kiri, misalnya (ekstrim kanan): meningkatkan…, memajukan…; (ekstrim kiri): meminimalkan…, menurunkan…
 Munggunakan kata yang menunjukkan tindakan (bisa berupa model, pendekatan, metode, atau strategi pembelajaran)
 Maksimal 20 kata termasuk kata sambung
k. Classroom action research tidak mengenal istilah populasi dan sampel, karena kita tidak akan menarik inferensi,
l. Classroom action research lebih menekankan pada pelaksanaannya daripada metodenya, sehingga idealnya rumusan masalah dilakukan pada saat peneliti sudah mulai melakukan penelitiannya,
m. Classroom action research hanya dimaksudkan untuk memecahkan masalah kronis, bukan masalah yang baru teridentifikasi.
n. Pelaksana classroom action research idealnya adalah mereka yang mengetahui dengan benar masalah yang telah berlangsung selama ini. Oleh karena itu, guru atau dosen bertindak sebagai dokter yang akan mengobati suatu penyakit kronis melalui resep yang paling handal menurut mereka,
o. Classroom action research dilaksanakan secara bersiklus. Pada satu siklus tertentu, minimal terjadi satu kali perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Selanjutnya, pada satu classroom action research minimal terdiri dari dua siklus. Dengan demikian, pada siklus berikutnya, dilakukan kembali re-planning, re-acting, re-observing dan re-reflecting. Setiap siklus baru yang dilakukan, idealnya terdapat perbedaan yang tajam dengan siklus sebelumnya, yang menunjukkan bahwa rangkaian kegiatan penelitian pada siklus sebelumnya belum ampuh untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peneliti,
p. Classroom action research tidak mengharuskan adanya hipotesis. Kalau ada hipotesis, maka rumusannya adalah implies hypotheses, yaitu jika ………..maka …………..,
q. Pengumpulan data pada Classroom action research dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara terbuka,
r. Analisis data pada classroom action research lebih banyak kepada analisis kualitatif, kalaupun ada analisis kuantitatif, maka cukup menggunakan statistik deskriptif.
s. Keterlibatan pakar (expert) dalam classroom action research sebagai expert opinion atau judgement mutlak dilakukan sebagai validator instrumen,
t. Hasil refleksi pada siklus sebelumnya merupakan dasar untuk siklus berikutnya dalam membuat re-planning,
u. Diskusi antara peneliti, collaborant, participant, dan expert mutlak dilakukan selama berlangsungnya suatu classroom action research, dan
v. Classroom action research tidak mengenal istilah kesimpulan dan saran, yang ada adalah hasil yang telah dicapai dan tindak lanjut yang direncanakan.

3. Perbedaan PTK dengan Penelitian Formal
Dibandingkan dengan penelitian formal, maka secara sederhana dapat pada tabel berikut ini
Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research
Penelitian Formal Classroom Action Research
Dilakukan oleh orang lain Dilakukan oleh guru/dosen
Sampel harus representative Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan
Instrumen harus valid dan reliabel Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan
Menuntut penggunaan analisis statistik Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit
Mempersyaratkan hipotesis Tidak selalu menggunakan hipotesis
Mengembangkan teori Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung



G. Bidang Kajian, Tujuan, Manfaat, dan Prosedur Pelaksanaan PTK
1. Bidang Kajian Penelitian
a. Masalah belajar siswa sekolah (termasuk di dalam tema ini, antara lain: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, dan sebagainya);
b. Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, dan sebagainya);
c. Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas, dan sebagainya);
d. Sistem evaluasi (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen evaluasi berbasis kompetensi, dan sebagainya);
e. Masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah implementasi KBK, interaksi guru-siswa, siswa-bahan abelajar, dan lingkungan pembelajaran, dan sebagainya.

2. Tujuan PTK sebagai berikut :
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
f. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

3. Manfaat PTK
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung professionalisme dan karir guru.
c. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
e. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.
f. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

4. Prosedur Pelaksanaan PTK
a. Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok, yaitu; (1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode atau cara, (2) menentukan cara pemecahan masalah PTK dengan pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya, (4) menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan masalah yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun persfektif, konsep, dan perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.
b. Melasanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi. baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara beiringan, bahkan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
c. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksnaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan rumusan saran.
d. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis. Inilah laporan PTK.

H. Sistematika Usulan Penelitian Tindakan Kelas
A. JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Berikut beberapa contoh judul PTK antara lain
1. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Pembelajaran Group Investigation Kelas XI SMA Negeri 1 Makassar
2. Peningkatan Kemampuan Membawakan Acara Dalam Aktivitas Pembelajaran Berbicara Dengan Pendekatan Lesson Study Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar
3. Pembelajaran PKn Menggunakan Metode Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Budaya Demokrasi.
4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Dengan Pendekatan Salingtemas (Sains, Lingkungan, Tekhnologi, Masyarakat) Dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
5. Integrasi Outdoor Learning dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak di TK Al-Abrar Makassar
6. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas III SMP Negeri 2 Makassar Terhadap Konsep Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Pendekatan Inkuiri Terpimpin
7. Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Paddupa Pada Siswa Kelas III Semester Ganjil SD Negeri 1 Makassar

B. PENDAHULUAN
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah dan diagnosis oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalah penelitiannya, maka selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan secara cermat akar penyebab dari masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar anggota peneliti dalam mencari masalah dan akar penyebab munculnya masalah tersebut. Di samping itu, prosedur dan alat yang digunakan dalam melakukan identifikasi (inventarisasi) perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.

C. PERUMUSAN MASALAH
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi.

D. CARA PEMECAHAN MASALAH
Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan data yang lengkap dan baik.

E. TINJAUAN PUSTAKA
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.

F. TUJUAN PENELITIAN
Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dilakukan dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.

G. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN
Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.

H. METODE PENELITIAN
Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan-observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklis. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah-jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah (cawu/semester)..

I. JADWAL PENELITIAN
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan.




Lampiran-lampiran

1. Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten
2. Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti (Cantumkan pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini )


DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Hardjodipuro, S. (1997). Action Research. Jakarta: IKIP Jakarta.
Ishaq, M. F(1997). Action Research. Malang: Depdiknas.
Mills, Geoffrey. 2003. Action Research: A Guide for the Teacher Researcher. New Jersey: Prentice Hall.
Mukhlis, A. (2001). Penelitian Tindakan Kelas, Konsep Dasar dan Langkah – langkah. Surabaya: Unesa.
Reed, A. J. S. & Bergermann, V.E. 1992. A Guide to Observation and Participation: In the Classroom. Connecticut: The Dushkin Publishing Group, Inc.
Susilo, H. (2003). "Konsep dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru dan Dosen MIPA." Makalah Seminar Exchange Experience dan Workshop Pembelajaran MIPA Konstektual Menyongsong Implementasi KBK di Malang tanggal 9 – 12 Juli 2003.
Tim Pelatih Proyek GSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tim PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek PGSM, Dikti.

Sabtu, 01 Mei 2010

Uniblue Registry Booster 2010 + Serial Number


Fiuh akhirnyaa ketemu juga nih software! Softwarenya sih kagak langka, tapi cracknya itulooh susah bgt deh ketemunyaaa x( Akhirnya setelah perjalanan panjang menyusuri kediaman google ketemu juga serial numbernya. Oh iyaa kalian tau gak kegunaan Uniblue Registry Booster? Gak cuman buat ngebersihin registry ajaa, software ini bisa juga men-"solve" berbagai masalah dalam komputer yg disebabkan oleh registry yg konflik dan eror. Kamu pernah gaa ngalamin komputer kamu tiba2 jadi lambat bgt? Atau komputer kamu tiba2 crash dgn sendirinya? Bisa jadi itu karena ada registry yg bermasalah. Tiap kali kamu instal atau uninstal software, atau ubah setingan komputer, registrynya otomatis terupdate dan ada kemungkinan bisa jadi terdapat file berbahaya, registry yg terfragmentasi, dan juga bisa menimbulkan berbagai masalah komputer. Klo lama2 dibiarin kaya gitu, bisa jadi komputer kamu bakal terjadi kegagalan sistem dan berbagai konflik lainnya bakal muncul! Sistem komputer bisa jadi gak terkendali, gak stabil, dan lebih sering crash! Gawat bgt kaan? Mau tau solusinyaaa?

Hanya dgn memakai Uniblue Registry Booster 2010! Maka kamu bisa mencegah atau menyelesaikan berbagai macam konflik rumah tangga di komputer kamu! Mula2nya software ini bakal ngescan registry dalam komputer kamu, memeriksa kesalahan dan konflik dalam registri. Kemudian software ini bakal ngehapus dan memperbaiki file registry yg gak digunain, file registry yg berbahaya, dan juga file yg rusak biar bisa mengoptimalkan kinerja komputer kamu! Kamu juga bisa scan biasa untuk menjaga registry komputer kamu tetap terjaga dan terstruktur dgn baik supaya gak ada masalah yg bakal muncul di komputer kamu. Mau gimanapun juga mencegah lebih baik daripada mengobati kaan? Makanyaa, tunggu apalagi!! Cepet download di sini biar komputer kesayangan kamu tetep terjaga setiap saat!
silahkan kopi kode berikut dan mempastekannya ke kolom registrasi di Uniblue Registry Booster 2010

Registration Code: RB-0HQWX7-NWYFTU-BHTBR0-QXT6JH-PVC32D

Selasa, 27 April 2010

Sejarah barcelona



FC Barcelona
Nama lengkap : Futbol Club Barcelona
Julukan : Barça, Blaugrana
Didirikan : 29 November 1899
Stadion : Camp Nou, Barcelona (Kapasitas: 98.787) Ketua Joan Laporta Manajer Pep Guardiola Liga La Liga 2008-09 La Liga (1)
FC Barcelona - juga dikenal sebagai Barça, adalah sebuah klub olahraga di Barcelona, Katalonia, Spanyol yang mempunyai klub-klub dalam beberapa cabang olahraga, namun yang paling terkenal adalah sepak bola.
Didirikan pada 1899 oleh 12 orang di bawah pimpinan Joan Gasper, mottonya adalah "Barca bukan hanya sekedar klub" (El Barça, és més que un club). Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona.
Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga spanyol pertama kali. Dengan persembahan 19 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 7 gelar Piala Super Spanyol, 3 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 2 gelar Piala Super Eropa, Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia.
Bersama dengan rivalnya Real Madrid, keduanya adalah dua klub sepak bola Spanyol yang paling terkenal di dunia. Fans Barca juga sering dipanggil culés.
Prestasi.
• Liga Champions: 3
o 1991-92 FC Barcelona 1 - 0 Sampdoria
o 2005-06 FC Barcelona 2 - 1 Arsenal
o 2008-09 FC Barcelona 2 - 0 Manchester United
• Piala UEFA: 4
o 1958 FC Barcelona 6 - 0 London XI; London XI 2 - 2 FC Barcelona
o 1960 FC Barcelona 4 - 1 Birmingham City; Birmingham City F.C. 0 - 0 FC Barcelona
o 1966 Real Zaragoza 2 - 4 FC Barcelona; FC Barcelona 0 - 1 Real Zaragoza
o 1971 FC Barcelona 2 - 1 Leeds United
• Piala Super Eropa: 3
o 1992 Werder Bremen 1 - 1 FC Barcelona; FC Barcelona 2 - 1 Werder Bremen
o 1997 FC Barcelona 2 - 0 Borussia Dortmund; Borussia Dortmund 1 - 1 FC Barcelona
o 2009 FC Barcelona 1 - 0 FC Shakhtar Donetsk
• Piala Winners: 4
o 1979 FC Barcelona 4 - 3 Fortuna Düsseldorf
o 1982 FC Barcelona 2 - 1 Standard de Liège
o 1989 FC Barcelona 2 - 0 Sampdoria
o 1997 FC Barcelona 1 - 0 Paris Saint-Germain
• Liga Spanyol: 19
o 1928-29, 1944-45, 1947-48, 1948-49, 1951-52, 1952-53, 1958-59, 1959-60, 1973-74, 1984-85, 1990-91, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1997-98, 1998-99, 2004-05, 2005-06, 2008-09
• Supercopa de España: 5
o 1984, 1992, 1993, 1995, 1997
• Copa de la Liga: 2
o 1983, 1986
• Copa del Rey: 25
o 1909-10, 1911-12, 1912-13, 1919-20, 1921-22, 1924-25, 1925-26, 1927-28, 1941-42, 1950-51, 1951-52, 1952-53, 1956-57, 1962-63, 1967-68, 1970-71, 1977-78, 1980-81, 1982-83, 1987-88, 1989-90, 1996-97, 1997-98, 2008-09
• Piala Latin: 2
o 1949, 1952
• Piala Joan Gamper: 31
o 1966, 1967, 1968, 1969, 1971, 1973, 1974, 1975, 1976, 1977, 1979, 1980, 1983, 1984, 1985, 1986, 1988, 1990, 1991, 1992, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2007

Jumat, 23 April 2010

Rahsia Rahmat Ramadhan Rush

Maghrib, 1 Ramadhan 1427, di atas sejadah..... menyambut kedatangan Ramadhan Al-Mubarak, Penghulu segala bulan, bulan segala Rahmat..... selesai memberi salam, aku menadah tangan untuk berdoa, mulut aku terkunci apabila tiba-tiba seluruh anggota tubuh terasa begitu ringan, seringan kapas ditiup angin. Segala urat dan sendi yang tersimpul ketat kini terungkai. Aku terdiam cuba memikirkan sesuatu. Aku merenung tepat ke arah hujung sejadah sambil tangan masih lagi menadah ke langit seperti seorang pengemis. Tidak aku pasti kenapa dengan sendirinya airmata ini bercucuran, aku menahan....... sebaik aku membuka mulut menyebut 'Ya Allah!.., Ya Rabbii.....' aku terus teresak-esak menangis, tangisan aku semakin kuat, semakin sayu dan lisanku terketar-ketar. Maha Suci Engkau Ya Allah!!! segala puji hanya untukMu, betapa manisnya Rahmat yang kau berikan pada diri hambaMu ini Ya Allah!
Babak di atas sejadah itu...... tidak hanya sampai di situ, tetapi cukuplah rasanya aku berkongsi pengalaman yang tidak pernah dilalui sebelum ini sepanjang bernafas di bumi Tuhan.
sujud
Selesai bingkas dari solat, aku cuba menenangkan diri, tetapi airmata masih tidak putus-putus berlinang. Teringat kata-kata yang terdapat di blog seorang kenalan, hendaklah kita bermaaf-maafan sebelum tibanya Ramadhan. Aku capai telefon, dan insan pertama yang akan aku memohon maaf ialah dari seorang wanita yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik aku - mak. Aku pura-pura untuk kedengaran ceria, tetapi pendengaran mak masih tajam dan beliau dapat merasakan sesuatu yang tidak kena. Aku sempat meminta ampun dan maaf, minta dihalalkan segala makan minum dan maafkan segala salah silap aku. Aku cepat-cepat meletak ganggang telefon, kerana airmata sudah mula deras mengalir dan tekak pula terasa tersekat-sekat. Selang beberapa minit, aku terima sms dari Anita "mak tak berhenti menangis coz dia tau something wrong with you, kau sakit ke?"... aku jawab ringkas "im ok, cuma nak minta maaf jer"..... sms aku dibalas "mak kata kau tak ada dosa apa2 dengan dia... minta maaf dengan Allah'. Aku terduduk.... tersimpuh di penjuru katil, aku menangis sepuas-puasnya, cukup tersentuh dengan ayat sms terakhir. Mak seakan mengerti apa yang sedang aku lalui pada masa ini. Pertemuan aku dengan Ramadhan kali ini sungguh berbeza, sungguh memberi kesan dan tidak tergambar kenikmatannya. Semoga Allah kekalkan rahmatNya ini kepadaku walaupun sesudah Ramadhan. Amiiinn..........
Sesungguhnya apabila Rasulullah s.a.w bangun pada malam hari untuk mendirikan sembahyang, baginda akan berdoa:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Yang bermaksud: Segala puji bagiMu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagiMu. Engkaulah yang mengatur segala urusan makhluk di langit dan di bumi. Segala puji hanyalah bagiMu. Engkau adalah Tuhan di langit dan bumi serta semua yang terkandung di antara keduanya. Engkau adalah benar. JanjiMu adalah benar. FirmanMu adalah benar. Peristiwa perjumpaan denganMu (Hari Akhirat) adalah benar. Syurga adalah benar. Neraka adalah benar. Hari Kiamat adalah benar. Ya Allah! Hanya kepadaMu aku berserah. KepadaMu jugalah aku beriman. KepadaMu jugalah aku bertawakkal. KepangkuanMu jugalah aku kembali. KepadaMu jugalah aku mengadu. KepadaMu jugalah aku mengambil keputusan. Maka ampunilah daku, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan dosa-dosaku yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam ataupun terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tiada Tuhan melainkan Engkau

PENGAMATAN BINTIK MATAHARI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN GEOMAGNETIK DAN GEJALA EL NINO/LA NINA

Hasil penelitian tahun pertama Hibah Bersaing IX/1-2001 dan tahun kedua Hibah Bersaing IX/2-2002 disintesakan dalam laporan Akhtr 11tbah IX/2002 berikut dengan judul 'Pen gamatan Bintik
Matahari dan Hubungannya dengan Perubahan Geomagnetik dan G jala El Nino/La Nina: Tahun pertama penelitian bertumpu pada pengamatan
siklus 23 clan pembuatan katalog.data bintik matahari dan kompilasi data Bumi dart NOAA. Katalog dan kompilasi keseluruhannya
terangkum dalam "Tabel Bulanan Parameter El Ninol La Nina, Geomagnetik dan Aktivitas Matahari. Tabel Bulanan tersebut telah
disampatkan, inklusif bersama Laporan penelitian tahun pertama Hibab IX. Di tahun kedua penelitian, pengamatan ditemukan untuk siklus 23
yang telah menunjukkan tanda penurunan dari maksimuin, melakukan telaah analists data dari Tabel. Hasil-hash di laporkan sebagat berikut:
Dari data dicermati bahwa terdapat penibahan besar pada pola siklus matahart sejak tahun 1700. Matahari selalu lebih banyak berada
dalam keadaan aktif selama seratus tahun terakhtr danpada pola-pola sebelumnya yang mendahuluinya Panjang siklus matahan semakin
singkat. Siklus matahari bermodulasi dengan periode 5, 8, 12 dan 25 tahun. Periode 5 tahun berada di dalam rentang penode El Nino/La
Nina: 2 sampai 7 tahun. Pola siklus 11-12 tahun matahari yang dikenal itu menjadi semakin pendek dengan matahart lebih banyak menunjukkan pola siklus 9-10 tahun. Jangka waktu ke puncak aktivitas j uga semakin singkat, dari rata-rata 6 tahun menjadi rata-rata 4 tahun.
Sebaliknya, selang waktu menuju status tenang semakin be rtambah dari rata-rata 6 tahun menjadi rata-rata 8 tahun. Gejala El Nino/La Nina dicermati mempunyat durad waktu 10- 12 bulan. Setiap kejadian El Nino/La Nina terpisah-pisah waktunya antara 24-84 bulan dalam pola yang sangat tidak beraturan. Setiap
kejadian El Nino/La Nina berbeda satu dengan yang lain, sehingga dapat dikatakan setiap kejadian El Nino/La Nina unik.
Korelasi lemah ditemukan dengan tenggang waktu 27 bulan antara kegtatan matahan dan penstiwa El Nino/La Nina. Dari hasil itu, diramalkan bahwa kejadian El Nino/La Nina diperkirakan terjadi pada tahun 2002 dan berlangsung sampai pertengahan tahun 2003. Dukungan kuat kepada prakiraan tersebut didasarkan atas model
harmonik El Nino/La Nina. Model itu menunjukkan La Nina akan segera menyusul setelah El Nino di tahun 2004/2005. Selanjutnya model meramalkan bahwa harmonik periode panjang (7 tahun) El
Nino/La Nina terpicu di masa mendatang. Periode panjang itu menjadikan intensitas EL Nino/La Nina tidak tinggi seperti waktu-waktu
yang lampau, tetapi melebar, karena panjang gelombangnya semakin besar. Itu berarti bahwa di masa mendatang Bumi memtliki iklim yang lebih variabel clan tidak menentu. Akhtmya, walaupun kita belum tahu apakah matahari yang
kerap aktif merupakan anomali atau perilaku gejala berdurasi panjang, karena sedang di tengah periode tadi, matahari perlu diamati mengenai hal-hal khusus yang sedang tecjadi di lapisan atmosfernya

Rabu, 21 April 2010

sejarah hari bumi

Tiga puluh tahun yang lalu pada 22 April 1970, hari Bumi untuk pertama kalinya diselenggarakan di Amerika Serikat, atas prakarsa seorang senator, Gaylord Nelson. Embrio gagasan Hari Bumi dimulai sejak ia menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969, tentang desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial, dalam hal ini lingkungan hidup, dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model teach in mengenai masalah anti perang. Gagasan Nelson mendapat dukungan yang mencengangkan dari masyarakat sipil.
Dukungan ini terus membesar dan memuncak dengan menggelar peringatan HARI BUMI yang monumental. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada 22 April 1970. Nelson menyebutkan fenomena ini sebagai ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan’ dimana : ” Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu “.

Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an (bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa, sarjana) yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an. Hari Bumi yang pertam ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional. Kini peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan HARI BUMI menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle. Bila Hari Bumi ‘70 pertama paling tidak melibatkan 20 juta manusia di AS, Hari Bumi 1990 melibatkan 200 juta manusia di seluruh dunia, maka pada Hari Bumi 2000 diperkirakan terlibat 500 juta manusia di seluruh dunia dengan jargon “making history – making change”.